Fri. Mar 29th, 2024
Terus Bertambah, Sudah Ada 10,25 Juta UMKM Go Digital

Jumlah aktor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang meningkatkan sayapnya ke basis digital lagi makin bertambah. Ini nampak dari keseluruhan aktor usaha sekitar 16 %, bertambah dibanding banyaknya di awal tahun seputar 13 %.

 

“Dari off line ke digital alhamdulillah tahun ini telah tambah 2 juta UMKM yang telah masuk di ekosistem digital. Pada awal tahun baru 13 %, saat ini telah ada 16 %,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam Pertemuan Jurnalis Kampanye #ParaWajahIndonesia secara virtual, Jumat (13/11/2020).

Dengan demikian, Teten menulis ada 10,25 juta aktor usaha yang bergabung dalam basis digital. Ini tidak terlepas dari program yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM dan beberapa kementerian yang lain, yaitu ‘Bangga BUatan Indonesia’.

“Kami membuat kampanye bersama Kementerian lain untuk berbelanja bikinan dalam negeri, bikinan Indonesia. Jika masih membeli produk luar negeri tidak bagus. Bagus kita memakai hasil kreasi sendiri,” kata Teten.

Dalam memberikan dukungan alih bentuk digital, kata Teten, pemerintahan berusaha memaksimalkan peranan agregator dan enabler dalam proses usaha UMKM. “Ini penting. Enabler ini kita harap datang dalam pola substansi perusahaan atau perseorangan. Misalnya reseller,” kata Teten.

Selanjutnya, Teten tengah mengusahakan sinergitas UMKM dengan perusahaan besar pada sebuah ekosistem melalui kerja sama. “Ide kami dalam peningkatan kerja sama, salah satunya kecil dan yang besar. Yang kecil itu menjadi sisi dari rantai suplai industri besar.

Ini mengarah pada beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan dan China yang memadukan UMKM dengan mekanisme produksi nasionalnya semasing. “Mereka saat ini menjadi rantai suplai global. Dengan demikian kita dapat dorong exportnya,” kata Teten.

Awalnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, pemerintahan lagi menggerakkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk selekasnya bertranformasi digital. Hal tersebut dikerjakan untuk membuat pasar yang besar untuk beberapa aktornya.

Arah itu ikut tertera dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, di mana 40 % berbelanja pemerintahan diwajibkan untuk beli produk UMKM. Menurut Teten, keperluan dari setiap lembaga pemerintahan akan barang UMKM sekarang banyak.

“Sehingga kita telah mempunyai pasar yang paling terang. Jadi tinggal kita persiapkan, kita kurasi produknya, kita inkubasi mode usahanya, kita masukin di e-catalog LKPP dan pasar digitalnya BUMN,” tutur ia dalam sesion seminar-online, Kamis (12/11/2020).

“Kita punyai pasar yang besar sekali. Belum yang 300 juta warga Indonesia. Itu pasar yang besar sekali,” ia mengutamakan.

Teten memandang, bila pasar lokal dan digital untuk pembelian produk UMKM telah ada secara baik, karena itu putaran ekonomi nasional akan tumbuh cepat.

Selanjutnya, pemerintahan dikatakannya tengah konsentrasi menggerakkan perubahan UMKM berbasiskan teritori, komune sampai rantai suplai. Secara praktek, beberapa aktor UMKM di wilayah nanti mau mencoba digolongkan ke pada sebuah teritori.

Di periode wabah Covid-19 yang belumlah pasti kapan usai, beberapa aktor usaha dituntut untuk memeras otak dalam memulai usahanya, supaya sanggup lagi bertahan. Ini berlaku untuk aktor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

error: Content is protected !!