Instansi Pengurus Dana Berguling (LPDB) lakukan penandatanganan MoU dengan PP Aisyiyah, untuk perkuat pendanaan koperasi-koperasi yang berada di lingkungan organisasi wanita Muhammadiyah itu. “Kami pengin merealisasikan koperasi-koperasi yang berada di lingkungan organisasi Aisyiyah jadi koperasi yang sehat dan berdikari,” kata Direktur Khusus LPDB-KUMKM Supomo, Senin (16/11/2020).
Acara yang dituruti oleh 16 koperasi yakni syariah wanita di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan tengah, dan Gorontalo) itu, Supomo memperjelas MoU dengan Aisyiyah bukan hanya kerja sama di atas kertas saja, tetapi langsung akan memformulasikan ke dalam action rencana yang telah disetujui bersama.
“Kolaborasi dengan organisasi Aisyiyah ini adalah wujud usaha pengiringan dalam rencana akseptasi dana berguling LPDB-KUMKM. Bahkan juga, kami langsung akan memetakan koperasi-koperasi mana saja yang siap untuk diberi dana berguling,” ucapnya.
Kerja sama dengan Aisyiyah ini terdiri jadi beberapa aktivitas. Salah satunya, training manajemen resiko untuk koperasi syariah, training manajemen pengendalian koperasi, sampai Tuntunan Tehnis Pemberian Pembiayaan Dana Berguling LPDB-KUMKM.
“Didalamnya termasuk juga coaching clinic, pengaturan proposal dana berguling,” katanya.
Supomo mengharap, sesudah dilakukan Bimtek ini, koperasi yang sudah penuhi persyaratan dan syarat bisa ajukan proposal permintaan pembiayaan ke LPDB-KUMKM.
Karena semenjak tahun 2008 sampai November 2020, jumlah pencairan dana berguling LPDB KUMKM di semua Indonesia sudah capai Rp11,97 triliun dari 4.477 proposal. Spesial di Propinsi D.I Yogyakarta sekitar Rp357,38 miliar dari 146 proposal.
Disamping itu, Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Ari Permana mengatakan ada seputar 400 koperasi (syariah) yang ada di bawah lindungan organisasi Aisyiyah di semua Indonesia.
“Dengan kerja sama ini, kami dapat mencatat mana saja koperasi-koperasi yang baik dan sehat yang langsung bisa terhubung dana berguling. Untuk koperasi yang belum bagus, kami akan lakukan pengiringan untuk pembenahan tata urus koperasi,” tandas Ari.
Sekitar 7.000 Koperasi yang terdaftar di Kota Bandung, cuman 700 atau 10 pesen yang mempunyai pengendalian yang sehat dan baik. Karena itu Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinda) Kota Bandung harus membina koperasi lebih keras kembali.
Maksudnya supaya bisa sampai tingkat bermutu. Menurut Wali Kota Bandung Oded M. Danial, Dekopinda harus mendapati rumus tepat untuk bagaimana memicu, membina, dan meningkatkan UMKM.
“Bukan hanya produktif tetapi sampai pada tingkat yang bermutu,” tutur Oded M. Danial dalam info resminya dicatat Bandung, Minggu, 15 November 2020.
Oded menjelaskan sama ketentuan yang berjalan, Dekopinda bekerja untuk membina dan meningkatkan kekuatan koperasi selaku aktor ekonomi.
Sasaran itu harus dikerjakan waktu permufakatan wilayah yang baru diadakan ini hari, untuk tentukan dan memutuskan barisan pengurusan Dekopinda Kota Bandung yang baru.
Oded mengharap dengan pengurusan yang baru bisa bawa Dekopinda Kota Bandung dapat mengemban pekerjaannya dengan jauh lebih bagus kembali.
“Khususnya untuk membina UMKM di Kota Bandung dengan pengembangan – pengembangan terhebat,” terang Oded.
Saat itu, Ketua Dekopinda Kota Bandung Usep Sumarno mengatakan, lembaganya datang selaku partner pemerintahan. Oleh karena itu, otoritasnya lagi bekerjasama dengan pemerintahan lewat Dinas UMKM Kota Bandung.
Usep akui Dekopinda Kota Bandung lagi berusaha dalam memuat dan membahas inspirasi mengenai keperluan-kebutuhan UMKM. Bagus di dalam sisi pembimbingan dan kenaikan kemampuan.
“Lewat diklat atau workshop sampai kontribusi dalam soal pendanaan usaha,” sebutkan Usep.
Tetapi Usep mengaku, di zaman yang makin bersaing ditambahkan adanya wabah Covid-19 membuat cuaca usaha terusik. Hingga rintangan untuk aktor usaha makin berat.
Menyaksikan keadaan yang ada sekarang ini, salah satunya anggota Jaringan Usaha Koperasi (JUK) sekalian praktisi usaha Koperasi, Erik Permana mengharap, dalam perhelata Musda kesempatan ini bisa membuat satu cuaca yang menggerakkan koperasi di Kota Bandung berpadu dan bersinergi.
“Dengan kondisi dan situasi yang susah sebab wabah seperti sekarang ini, kami menginginkan Dekopinda lewat hasil Musda ini dapat lebih memberi pembimbingan yang bagus untuk UMKM atau koperasi. Hingga kedepan dapat lebih berpadu dan bersinergi jauh lebih bagus kembali,” sebut Erik.
Pada Musda Dekopinda kesempatan ini, didatangi oleh Ketua Dekopinwil Jawa Barat, H. Mustofa Jamaludin, Kepala Dinas UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman, beberapa penasehat dan majelis ahli.